Thursday, November 29, 2012

BBM di Samarinda Langka Dibanding Jawa, Ini Penjelasan dari Pertamina

Samarinda - PT Pertamina (Persero) angkat bicara terkait persoalan kelangkaan BBM di kota Samarinda, Kalimantan Timur dalam beberapa hari terakhir. Berbeda dengan di Jawa khususnya Jakarta yang dijaga tidak ada kelangkaan.

Penyebabnya diantaranya kondisi infrastruktur jalan yang menghambat kelancaran truk tangki mendistribusikan BBM ke SPBU.

"Pencabutan pengendalian distribusi BBM bersubsidi 'kan baru berlaku 25 November 2012 lalu. Sebelumnya dikendalikan untuk menjaga kuota tersisa. Perlu waktu untuk pengaruh pencabutan pengendalian itu," kata Asisten Manager External Relation Pertamina BBM Retail Regional VI Kalimantan Bambang Irianto saat memberikan keterangan pers di Samarinda, Kamis (29/11/2012) sore WITA.

Bambang menerangkan, pendistribusian BBM bersubsidi di Samarinda memiliki persoalan tersendiri. Selain pengaruh dari keputusan pencabutan pengendalian distribusi BBM subsidi masih perlu waktu, juga disebabkan kondisi infrastruktur jalan di Samarinda, memakan waktu yang tidak sebentar bagi truk tangki untuk menyalurkan BBM ke 25 SPBU yang beroperasi di Samarinda dan 7 SPBU di Tenggarong, Kutai Kartanegara.

"Khusus Samarinda dan Tenggarong di Kutai Kartanegara, mobil tangki keluar dari Terminal BBM pukul 04.30 WITA setiap hari. Itu menyalurkan ke Kutai Kartanegara dulu (Tenggarong)," ujar Bambang.

"Biasanya jam 6 sore itu BBM semua sudah terdistribusikan 100 persen. Tapi disebabkan kondisi jalan dan sarana infrastruktur jembatan yang tidak diperbolehkan dilalui, sekarang baru tuntas terdistribusi sampai jam 11 sampai jam 12 malam," tambah Bambang.

Setiap harinya untuk wilayah Samarinda dan Tenggarong di Kutai Kartanegara, Pertamina mendistribusikan rata-rata BBM bersubsidi untuk premium sebesar 846 kiloliter (KL), sedangkan untuk solar sebesar 465 KL. Jumlah demikian, diangkut dengan menggunakan sekitar 15 armada truk tanki, di mana rata-rata mengangkut 10.000 liter BBM.

"Contohnya hari ini, pada pukul 15.00 WITA tadi, baru sekitar 43 persen yang baru tersalurkan ke SPBU. Disebabkan keterlambatan di jalan akibat kondisi infrastruktur jalan. Itulah kondisinya yang lantas bisa menyebabkan kekosongan BBM di beberapa SPBU dan tertera pengumuman BBM habis," kilah Bambang.

"Jadi kelancaran distribusi BBM ini, bukan hanya tanggung jawab Pertamina saja. Tapi perlu dukungan semua pihak, termasuk pemerintah setempat. Pertamina berupaya, tapi terbentur dengan kondisi (infrastruktur jalan) ini," tegas Bambang.

Meski begitu, Bambang juga menggarisbawahi, pengaruh dari pencabutan pengendalian pendistribusian BBM bersubsidi, diperkirakan baru dirasakan sepekan kemudian setelah pencabutan itu berlaku 25 November 2012 lalu.

"Akhir pekan ini, mudah-mudahan pendistribusian kembali berjalan lancar," tutupnya.

No comments:

http://goo.gl/BGVrJP

MY Motto

My photo
giving amenity to all visitor.

Total Pageviews