Wednesday, October 31, 2012

Pengertian Kalibrasi


Image
Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.
 
Tujuan kalibrasi  adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.

Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut :
  1. untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
  2. Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

Prinsip dasar kalibrasi:
  1. Obyek Ukur (Unit Under Test)
  2. Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
  3. Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))
  4. Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan → sumber ketidakpastian pengukuran)

Hasil Kalibrasi antara lain :
  1. Nilai Obyek Ukur
  2. Nilai Koreksi/Penyimpangan
  3. Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, Dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur → Analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan, Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
  4. Sifat metrologi lain → faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.

TUR (Test Uncertainty Ratio) adalah perbandingan antara ketidakpastian karakteristik (specified) dari instrumen yang dikalibrasi terhadap ketidakpastian instrumen kalibratornya (Spesifikasi alat bisa dianggap sebagai ketidakpastian terbesar)

Interval kalibrasi:
  1. Kalibrasi harus dilakukan secara periodik
  2. Selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan     pemeliharaan.
  3. Bisa dinyatakan dalam beberapa cara :
  •            Dengan waktu kalender (1 tahun sekali, dst)
  •            Dengan waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)
  •            Kombinasi cara pertama dan kedua, tgt mana yg lebih dulu tercapai

Kalibrasi di Indonesia:
1. Kalibrasi Teknis
  • Kalibrasi peralatan ukur yang tidak berhubungan langsung dengan dunia perdagangan.
  • Dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi KAN (diakui secara nasional).
2. Kalibrasi Legal
  • Kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan perdagangan.
  • Dilakukan oleh Direktorat Metrologi-Depdag.

Alat Pengukur Curah Hujan Standar WMO (World Metrological Organization)


Image
Latar Belakang
Peranan air dalam kehidupan sangat besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin berfungsi tanpa kehadiran cairan yang berupa air. Bagian besar bumi dan makhluk hidup juga terdiri atas air.
Air yang berasal dari hujan merupakan fenomena alam yang paling penting bagi terjadinya kehidupan di bumi. Butiran hujan selain membawa molekul air juga membawa banyak materi yang penting bagi kehidupan, seperti material pupuk yang lengkap bagi tumbuhan. Dengan adanya air hujan diperkirakan sekitar 150 ton pupuk jatuh ke bumi setiap tahunnya. Tanpa adanya mekanisme seperti itu, maka mungkin saat ini jumlah jenis tanaman tidak akan sebanyak yang kita ketahui.
Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa manfaat air hujan sangatlah penting bagi kehidupan. Namun, di lain pihak kita belum mampu mengamati fenomena banyaknya curah hujan yang terjadi pada suatu tempat secara otomatis dan tercatat dalam sebuah database sehingga data curah hujan belum bisa dimanfaatkan secara optimal.

Deskripsi
Alat pengukur curah hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang terjadi pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan, atau-pun propinsi yang mengacu pada standar WMO (World Metrological Organitation). Dengan adanya alat pengukur curah hujan ini kita dapat mengetahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap waktu. Data curah hujan yang dihasilkan secara otomatis dari alat pengukur curah hujan ini dapat dikirimkan secara online melalui internet dengan operating sistem IGOS dan disimpan dalam suatu database yang dapat diakses oleh siapa saja melalui internet.

Keunggulan
  1. Memudahkan BMG dalam mengamati curah hujan pada suatu daerah.
  2. Mengukur curah hujan secara otomatis.
  3. Database curah hujan di setiap daerah dapat diakses secara online dan setiap saat sehingga dapat memprediksi terjadinya banjir di suatu daerah.
  4. Memberikan data hidrologi untuk kepentingan depertemen-departemen yang terkait.
  5. Software aplikasi dapat dikembangkan menjadi Sistim Informasi Monitoring banjir, kelembaban udara, temperatur, dan sebagainya.
  6. Pencatatan waktu dalam data curah hujan menggunakan waktu yang tertelusur ke time server ntp.kim.lipi.go.id.

Electric Fuel Treatment-EFT


Image
 
EFT atau Electric Fuel Treatment adalah alat untuk meningkatkan sifat bahan bakar menjadi lebih sempurna, meningkatkan power dan torsi mesin, mengurangi emisi gas buang, dan lebih efisien pada berbagai kendaraan bermotor dengan menggunakan prinsip Electrical Magnetic Resonance.

Dengan menggunakan alat ini, BBM (baik solar/bensin/biofuel) yang menuju ke saluran sistem karburator atau injeksi diresonansikan secara elektris. Sehingga terbentuklah molekul-molekul BBM yang tingkat energinya lebih besar dibandingkan sebelum pemasangan EFT.

Dengan demikian, energi yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut menjadi lebih besar dibandingkan sebelum pemasangan EFT.

EFT merupakan salah satu hasil penemuan dari ilmuwan UPT Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (UPT BPI LIPI) dan telah dipatenkan di DITJEN PATEN HKI RI No. P00200400434
 
Informasi lebih lanjut : www.eft-ind.com 
http://goo.gl/BGVrJP

MY Motto

My photo
giving amenity to all visitor.

Total Pageviews