Thursday, November 29, 2012

Peter Gontha: Investor Selalu Tanya Buruh di Indonesia Itu Seperti Apa?

Jakarta - Ketua Umum Bidang Investasi dan Perhubungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Peter Frans Gontha mengatakan sering kali dipusingkan dengan pertanyaan para investor yang ingin berinvestasi di Indonesia. Para investor selalu bertanya bagaimana kondisi ketenagakerjaan di Indonesia ?

"Mereka (investor) sering mempertanyakan soal ketenagakerjaan di Indonesia seperti apa?," ungkap Peter di Gedung Balai Kartini Jakarta, Kamis (29/11/2012).

Peter mengatakan banyak sekali para investor dari berbagai negara seperti Eropa, Kuwait dan Jepang mempertanyakan hal itu. Tetapi setelah dijelaskan mereka mengurungkan diri berinvestasi di Indonesia.

"Setelah saya menjelaskan hal tentang ketenagakerjaan mereka mengurungkan untuk berinvestasi di Indonesia," katanya.

Selain itu Peter mengatakan ada dua hal yang menjadi masalah utama belum maksimalnya pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada para investor. Masalah pertama yaitu biaya logistik yang begitu mahal dan masalah kedua adalah infrastruktur yang minim.

"Dua hal yang menjadi masalah, biaya logistik dan infrastruktur. Biaya logistik kita 2 kali lipat jadi terlalu tinggi bahkan biaya logistik Indonesia 100% lebih tinggi dari Jepang. Hal yang sama juga ditemukan pada fasilitas infrastruktur yang minim, ini dua masalah utama yang belum maksimal," katanya.

Lalu Mara: Kekayaan Keluarga Bakrie Rp 8 Triliun Dikeluarkan Untuk Korban Lumpur

Jakarta - Aburizal Bakrie terdepak dari daftar 40 Orang Terkaya Indonesia versi majalah Forbes. Kekayaan keluarga Bakrie senilai Rp 8 triliun telah dihabiskan untuk membayar ganti rugi korban lumur Lapindo di Sidoarjo.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Keluarga Bakrie Lalu Mara kepada detikFinance, Kamis (29/11/2012).

"Meski tak masuk (daftar orang terkaya), keluarga Bakrie kan dengan segala kekurangannya membeli aset-aset berupa tanah dan bangunan korban lumpur Sidoarjo. Sudah Rp 8 triliun lebih harta keluarga untuk hal tersebut," tegas Lalu Mara.

Lalu Mara mengatakan, keluarga Bakrie rela mengeluarkan uang tersebut, meskipun menurutnya, perusahaan Bakrie yang melakukan pengeboran di Sidoarjo yaitu PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), bukanlah pemegang saham mayoritas di proyek Lapindo.

"Pemegang saham lain ada Santos, ada Medco. Tapi kan seluruh pembelian dan penanganan dilakukan melalui harta keluarga Bakrie. Jadi bandingkan dengan penunggak-penunggak BLBI (bantuan likuiditas Bank Indonesia) yang hingga saat ini membebani APBN," kata Lalu Mara.

Seperti dikutip Majalah Forbes, Aburizal hilang dari daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun ini. Pria yang biasa dipanggil Ical ini berada di posisi 30 orang terkaya Indonesia di tahun 2011 lalu.

Tahun lalu, kekayaan Aburizal Bakrie tercatat US$ 890 juta, turun hingga US$ 1,2 miliar sekitar Rp 10,8 triliun atau setara 57% dibandingkan kekayaan Ical di 2010. Tahun ini, kekayaanya terus merosot hingga tak lagi berhak menyandang gelar orang terkaya Indonesia.

Menurut Forbes, kekayaan Ical dan keluarganya itu merosot gara-gara menjaminkan aset demi cari utang, termasuk untuk salah satu anak usahanya di bidang tambang PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Sayangnya, utang-utang tersebut tidak bisa dibayar ditambah harga saham yang jadi jaminannya pun ikut anjlok.

Saham Bumi Plc, perusahaan kongsi dengan Nathaniel Rothschild dan Samin Tan yang tercatat di bursa London, sudah anjlok 70% dipicu ketegangan antara Rothschild-Bakrie.

Berdasarkan perhitungan Forbes, keluarga Bakrie punya aset senilai US$ 1 miliar (Rp 9,5 triliun), tapi belum jelas berapa yang jadi jaminan utang. Induk usaha grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menolak untuk membeberkan nilai aset dan utangnya tersebut.

Selain itu, kekayaan yang dimilikinya juga berkurang gara-gara penjualan beberapa aset seperti jalan tol. Jalan tol yang dijual ke Grup MNC milik Hary Tanoe antara lain tol Kanci-Pejagan (telah beroperasi), ataupun Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, Batang-Semarang, Cimanggis-Cibitung, serta Ciawi-Sukabumi.

Akan tetapi, Grup Bakrie dinilai tidak akan bisa membayar utang-utangnya dengan cara menjual aset lainnya. Pasalnya, kebanyakan aset-aset tersebut sudah dijaminkan atau digadai untuk utang

BBM di Samarinda Langka Dibanding Jawa, Ini Penjelasan dari Pertamina

Samarinda - PT Pertamina (Persero) angkat bicara terkait persoalan kelangkaan BBM di kota Samarinda, Kalimantan Timur dalam beberapa hari terakhir. Berbeda dengan di Jawa khususnya Jakarta yang dijaga tidak ada kelangkaan.

Penyebabnya diantaranya kondisi infrastruktur jalan yang menghambat kelancaran truk tangki mendistribusikan BBM ke SPBU.

"Pencabutan pengendalian distribusi BBM bersubsidi 'kan baru berlaku 25 November 2012 lalu. Sebelumnya dikendalikan untuk menjaga kuota tersisa. Perlu waktu untuk pengaruh pencabutan pengendalian itu," kata Asisten Manager External Relation Pertamina BBM Retail Regional VI Kalimantan Bambang Irianto saat memberikan keterangan pers di Samarinda, Kamis (29/11/2012) sore WITA.

Bambang menerangkan, pendistribusian BBM bersubsidi di Samarinda memiliki persoalan tersendiri. Selain pengaruh dari keputusan pencabutan pengendalian distribusi BBM subsidi masih perlu waktu, juga disebabkan kondisi infrastruktur jalan di Samarinda, memakan waktu yang tidak sebentar bagi truk tangki untuk menyalurkan BBM ke 25 SPBU yang beroperasi di Samarinda dan 7 SPBU di Tenggarong, Kutai Kartanegara.

"Khusus Samarinda dan Tenggarong di Kutai Kartanegara, mobil tangki keluar dari Terminal BBM pukul 04.30 WITA setiap hari. Itu menyalurkan ke Kutai Kartanegara dulu (Tenggarong)," ujar Bambang.

"Biasanya jam 6 sore itu BBM semua sudah terdistribusikan 100 persen. Tapi disebabkan kondisi jalan dan sarana infrastruktur jembatan yang tidak diperbolehkan dilalui, sekarang baru tuntas terdistribusi sampai jam 11 sampai jam 12 malam," tambah Bambang.

Setiap harinya untuk wilayah Samarinda dan Tenggarong di Kutai Kartanegara, Pertamina mendistribusikan rata-rata BBM bersubsidi untuk premium sebesar 846 kiloliter (KL), sedangkan untuk solar sebesar 465 KL. Jumlah demikian, diangkut dengan menggunakan sekitar 15 armada truk tanki, di mana rata-rata mengangkut 10.000 liter BBM.

"Contohnya hari ini, pada pukul 15.00 WITA tadi, baru sekitar 43 persen yang baru tersalurkan ke SPBU. Disebabkan keterlambatan di jalan akibat kondisi infrastruktur jalan. Itulah kondisinya yang lantas bisa menyebabkan kekosongan BBM di beberapa SPBU dan tertera pengumuman BBM habis," kilah Bambang.

"Jadi kelancaran distribusi BBM ini, bukan hanya tanggung jawab Pertamina saja. Tapi perlu dukungan semua pihak, termasuk pemerintah setempat. Pertamina berupaya, tapi terbentur dengan kondisi (infrastruktur jalan) ini," tegas Bambang.

Meski begitu, Bambang juga menggarisbawahi, pengaruh dari pencabutan pengendalian pendistribusian BBM bersubsidi, diperkirakan baru dirasakan sepekan kemudian setelah pencabutan itu berlaku 25 November 2012 lalu.

"Akhir pekan ini, mudah-mudahan pendistribusian kembali berjalan lancar," tutupnya.
http://goo.gl/BGVrJP

MY Motto

My photo
giving amenity to all visitor.

Total Pageviews